Banyak peternak yang mengeluh mengapa hasil akhir usaha beternaknya mengalami kerugian (minus) atau pun klo ada keuntungan maka tidak seberapa. Hal ini tak lain dikarenakan kurangnya rasa syukur dan adanya kran-kran pengeluaran yang terlalu boros. Kran-kran pengeluaran yang kita sebut sebagai beban usaha semestinya hal yang perlu mendapat perhatian lebih agar harapan keuntungan yang ingin dicapai bisa terwujud dengan baik. Tapi naifnya, kadang beban usaha itu tidak kita sadari. Kita terlalu asyik mengeluarkan beban usaha tersebut dengan dalih kebutuhan ternak akan tetapi kita mengesampingkan nilai atau nominalnya.
Berikut akan kami ketengahkan beberapa faktor beban usaha yang perlu mendapat perhatian, perlu dilakukan evaluasi lanjutan, bahkan perlu mendapat solusi.
Pakan
Pakan merupakan komponen usaha yang tidak bisa dihindari bahkan bisa dikatakan komponen wajib dalam setiap usaha yang berhubungan dengan makhluk hidup. Bergantung pada pakan pabrikan sebenarnya solusi yang praktis dari segi pengadaan tapi tidak efisien dari segi ekonomi apalagi melihat realita bahwa harga pakan pabrikan selalu naik. Sebagai alternatif yaitu dengan pemanfaatan limbah rumah tangga, limbah warung makan, limbah pasar, atau limbah industri. Khusus untuk pakan alternatif ayam kampung akan kami tulis tersendiri di lain kesempatan. Menghindari pakan merk “katanya” sebelum pakan tersebut jelas-jelas terbukti teruji kualitasnya. Hindari pula pakan “spayolan” (separoh nyolong=setengah mencuri) yaitu dengan membeli pakan-pakan ayam kemitraan dan lain sebagainya. Kalau tetap menggunakan pakan pabrikan, hindari pula pakan yang tidak berkualitas yang hanya menang murah harga saja. Buat apa pakan murah tapi pertumbuhan ayam lambat.
Alas Kandang (Litter)
Tidak sedikit calon peternak yang masih beranggapan lantai alas kandang (litter) harus di semen atau plester. Alas kandang ayam (litter) yang baik pada intinya mampu menyerap kotoran atau bahan cairan (kotoran yang berair, tumpahan air minum dll) sehingga kondisi alas kandang tetap kering dan membuat nyaman penghuninya. Contoh alas kandang yang murah dan berdaya serap tinggi diantaranya sekam padi dan serutan gergaji.
Sapronak
Sapronak kepanjangan dari SArana PROduksi terNAK, biasanya diartikan sederhana tempat pakan, tempat minum, dan alat pemanas. Biasanya peternak selalu menggunakan tempat pakan dan minum yang dibuat pabrikan karena praktis dan menganggapnya sudah murah. Alangkah baiknya jika sesekali kita buka youtube melihat bagaimana menciptakan atau membuat tempat pakan yang berasal dari limbah barang-barang yang tidak terpakai. Begitu juga dengan pemanas, jika selama ini kita saklak/pakem menggunakan jenis pemanas yang berbahan bakar LPG, atau Lampu (listrik) mungkin bisa mencari alternatif sumber pemanas lainnya yang tentunya dengan tetap mempertimbangkan hemat biaya, keamanan, dan ramah lingkungan.
Kandang
Prinsip membangun kandang unggas pada intinya bagaimana kandang tersebut bisa menciptakan kenyamanan dan keamanan pada penghuninya sehingga ternak mampu menampilkan produksi optimalnya. Meskipun kandang ayam anda berupa tenda ‘pramuka’ yang bisa di pindah-pindah asal bisa memenuhi prinsip di atas maka sudah bisa dikatakan sebagai kandang yang ideal. Beberapa bahan kandang yang bisa diusahakan agar efisien dana diantaranya penggunaan limbah orang membangun/merenovasi rumah (bambu, triplek, genteng, esbes, dll), tirai kandang bisa memakai spanduk-spanduk bekas di jalanan yang tanggal izinnya nya sudah habis, atau bisa juga bekerjasama dengan satpol PP karena sering mengambil/menyita spanduk dan baliho yang menyalahi aturan pasang. Menyewa kandang lengkap dengan sapronak nya juga merupakan salah satu usaha penghematan biaya beban usaha jika skala usaha beternak sudah besar (mungkin bisa di baca kembali artikel kami yang berjudul “Sewa Kandang atau Bangun Kandang”). Tak jarang kita mendengar seorang calon peternak tidak bisa meneruskan rencana usaha beternaknya karena modal nya sudah habis untuk pembuatan kandang. Dengan menyewa kandang pula maka beban biaya usaha sudah bisa diperkirakan dengan jelas.
Kalau pun modal anda berlebih sebaiknya hindari membeli lahan untuk mendirikan kandang ternak. Kami menyarankan kepada anda lebih baik menyewa lahan dari pada membeli nya jika modal kita pas-pasan. Di sekitar tempat kami masih bisa di dapatkan harga sewa lahan hanya 1-2juta untuk ukuran luas 1000 m2. Jadi kalau kita sewa langsung 10 tahun hanya 10-20 jt, kalau kita mau pasang listrik serta membuat sumur paling sekitar 5 jt itupun untuk jangka 10 tahun. Siapa tahu kita ditakdirkan mendapat rezeki dari usaha ternak kita sehingga sekitar 10 tahun kedepan bisa membeli lahan tersebut jika dijual.
Bibit
Jika kita bisa mendapatkan bibit dengan kualitas yang ‘sama’ tapi dengan harga yang sedikit berbeda tentu akan bisa mengurangi beban biaya produksi kita. Misalnya kita bisa mendapatkan bibit dengan selisih harga 20rb saja per bok maka sudah menjadi nilai yang besar jika kita akan beternak ayam dengan jumlah populasi 1000 ekor. Apalagi selisih bibitnya sekitar 50-70rb/bok tentu nilai nya akan lebih besar lagi. Tapi jangan juga tergiur dengan harga murah, karena bisa jadi bibit nya di campur (oplos) seperti pada kasus DOC joper yang di oplos dengan pejantan. Membeli bibit pada broker baik secara offline ataupun online biasanya lebih murah daripada anda membelinya pada produsen langsung. Ndak percaya, coba saja.
Tenaga Kerja
Untuk awal-awal memulai usaha, sebaiknya pekerjaan (merawat ternak) dikerjakan sendiri. Di samping untuk usaha penghematan beban usaha, juga untuk mencari seluk-beluk permasalahan yang ada di lapangan. Dengan di tangani sendiri terlebih dulu, kita akan bisa membuat rencana kerja, target kerja, sampai evaluasi kerja. Sehingga jika nanti usaha sudah berkembang, kita akan bisa menentukan berapa kebutuhan tenaga kerja untuk pemeliharaan sekian ratus bahkan ribu ekor.
Vitamin dan Obat-obatan
Kami menjumpai penggunaan vitamin beberapa peternak masih berlebihan. Bagaimana tidak, untuk 100 ekor ayam joper dari doc sampai panen menghabiskan sekitar 500-1000 gram vitamin (vitachick, neobro, dll). Berdalih dengan lebih baik mencegah daripada mengobati, atau sedia payung sebelum hujan. Alasan memang benar, tapi lebih bijak lagi kalau bahan pencegahan bisa kita peroleh dengan harga yang lebih murah atau bahkan jauh lebih murah seperti penggunaan bahan-bahan tradisional untuk jamu dan lainnya. Bahkan saat ini telah ada jamu untuk ternak yang bisa dibeli langsung atau kita membuatnya sendiri.
Mempercepat Waktu Panen
Setiap peternak menginginkan panen ternak nya tepat waktu. Contohnya pada usaha pembesaran ayam joper, maka target maksimal adalah 60 hari ayam mesti sudah di panen semua. Memang ada sisi kelebihan dan kekurangan system all in all out (ayam masuk dan keluar kandang bersamaan). Akan tetapi di lapangan, kadang ada manajemen atau tindakan yang bisa kita ambil untuk menekan beban usaha, diantara nya panen sebagian ternaknya lebih awal, misalnya di umur 55 hari jika sudah ada yang berat nya masuk maka segera di panen. Jadi dengan begitu beban usaha akan berkurang terutama masalah biaya pakan. Akan tetapi masalah memanen ayam lebih awal tetap harus mempertimbangkan masalah tingkat stress ayam, harga, dan lainnya.
Sedikit tulisan ini mudah-mudahan bisa membuka wawasan, mengevaluasi dan mengoreksi usaha yang akan atau bahkan sudah berjalan. Tulisan ini kami sadari jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya jika ada koreksi atau sanggahan mohon disampaikan ke no +6285102127374 untuk kebaikan kita bersama. Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan forward tulisan ini ke linimasa anda atau sahabat terkasih anda dengan menyebutkan sumbernya www.sentralternak.com