Beternak Itik di Pinggir Pantai ???

Pemeliharaan ternak itik dengan dikandangkan, digembalakan di sungai-sungai atau areal persawahan sudah menjadi pemandangan umum selama ini. Tapi melihat peternakan itik yang berlokasi di tepi pantai mungkin menjadi suatu yang baru dan aneh bagi kita. Sehingga apabila ada orang yang tertarik dengan usaha beternak itik ini tetapi berada di tepi pantai atau jalur pantai akan mengurungkan niatnya karena nanti dianggap sebagai orang yang aneh. Nah, artikel berikut semoga bisa menjadi cakrawala baru dan ilmu baru bagi kita semua terutama masyarakat yang berada di pinggir pantai.

Sebenarnya apa itu beternak itik di pinggir pantai? (untuk lebih praktisnya kita menggunakan istilah “beternak itik secara basah”). Beternak itik secara basah maksudnya memelihara itik darat yang dibudidayakan di wilayah pantai atau pinggiran laut dengan menggunakan pola alamiah atau dibiarkan lepas begitu saja (diumbar = jawa) tapi tetap dalam batas-batas tertentu. Misalkan itik baru dilepas dari kandang saat air laut surut, sehingga mereka dapat mencari makanan tambahan sendiri untuk meningkatkan produksi telurnya.

Usaha pemeliharaan itik dipinggir pantai ini memanfaatkan sebagian besar sumber daya alam pantai. Kita fungsikan pantai sebagai penyedia pakan alami pendukung produksi karena pakan yang ada berupa sisa-sisa ikan dan biota laut yang telah mati yang ditinggalkan kala air laut surut mengandung kadar protein yang tinggi dan bisa dikatakan berharga Rp 0,-  sehingga kalau dihitung secara kasat mata akan mendatangkan keuntungan usaha yang optimal.

Jenis itik apa yang cocok untuk diternakkan di pinggir pantai? Semua jenis itik bisa diternakkan di pinggir pantai seperti itik mojosari, itik bali, itik magelang, dan jenis itik lainnya. Intinya, untuk dapat diternakkan di habitat baru, ternak yang termasuk familia Anatidae ini harus diadaptasikan dengan habitat pantai terlebih dulu. Proses adaptasi  itik di habitat baru sekitar 2-3 minggu setelah menetas.

Beternak itik secara basah memiliki sisi menguntungkan dan merugikan. Sisi menguntungkannya antara lain :
1.    Membuka lapangan kerja baru dan penghasilan tambahan khususnya para nelayan. Pemeliharaan itik berlangsung siang hari dan kerja para nelayan adalah malam hari. Jadi dua usaha ini bisa dijalankan secara bersamaan tanpa harus berseberangan, apalagi untuk saat sekarang sulit mendapatkan minyak tanah yang akan di gunakan nelayan melaut. Sehingga para nelayan kadang banyak liburnya daripada melautnya. Dan tentunya ini akan memberi kesibukan baru untuk istri sang nelayan yang mungkin semula menganggur.
2.    Biaya pakan tentu lebih murah jika dibandingkan dengan budidaya itik di darat. Biaya untuk beternak itik secara basah per ekornya sekitar Rp 200,-/hari. Karena kebutuhan akan protein sudah bisa terpenuhi dari sisa hewan laut atau biota laut yang terdapat di pinggir pantai.
3.    Kualitas telur yang dihasilkan relatif lebih baik dibandingkan dengan hasil budidaya itik di darat. Warna kuning telurnya lebih kemerahan (lebih masir kalau sudah matang) sehingga tampilannya terkesan lebih menarik, sekaligus menunjukkan bahwa kandungan proteinnya lebih tinggi. Hal ini disebabkan kebutuhan protein dan mineral itik pada saat berproduksi tercukupi dengan baik.
4.    Keuntungan dari hasil penjualan itik afkir. Itik afkir bukan barang yang tak bernilai jual. Seekor itik afkir masih laku dijual antara Rp 15.000 – Rp 20.000 tergantung berat badan itik. Anda percaya tidak kalau menu masakan bebek di jalur tepi pantai lebih mahal daripada menu hasil laut?

Sedangkan sisi kerugiannya antara lain
1.    Angka kematian yang tinggi ketika masih umur muda. Hal ini di karenakan perlu waktu adaptasi apabila kita mendatangkan bibit dari daerah lain yang berbeda iklimnya seperti dari daerah dataran tinggi, atau dari daerah berhawa panas tapi jauh dari pantai. Tapi dengan berbekal pengalaman kendala ini nanti akan berkurang dengan sendirinya setelah kita sudah memelihara beberapa kali.
2.    Dengan model sistem umbaran, kemungkinan itik akan memakan sampah atau bangkai hewan. Hal ini juga akan menimbulkan masalah dan kadang berakhir dengan kematian. Tapi anda tidak perlu khawatir, berdasarkan beberapa referensi dan pengalaman peternak cara mengatasi itik yang memakan bangkai hewan laut dan lainnya adalah dengan memberikan potongan es batu sebagai langkah awal pertolongan kepada itik.

Apa yang perlu dipersiapkan?

Untuk beternak itik secara basah yang harus dipersiapkan antara lain :
•    Komitmen usaha seperti sabar dan tekun berusaha akan menjadi kunci sukses beternak. Pernahkan anda membayangkan apabila air laut pasang dan itik anda akan berenang ke sana kemari alias hilang? Kemudian apa yang akan kita lakukan?
•    Pemilihan bibit dengan mengusahakan bibit yang seragam baik dari segi umur, jenis, ukuran, maupun daerah asalnya.
•    Kandang untuk penampungan awal beserta kelengkapannya seperti tempat pakan dan minum. Kandang produksi juga dipersiapkan kalau langsung membeli itik siap telur (bayah). Tapi membeli itik siap bertelur tidak kami sarankan karena di samping harganya yang mahal juga ternak tersebut butuh adaptasi yang cukup lama dengan habitat baru.
•    Pagar area gembala juga perlu dipersiapkan untuk menghindari bercampurnya itik kita dengan itik orang lain apabila terdapat beberapa peternak yang memelihara dalam waktu bersamaan.
•    Pakan dan obat-obatan hendaknya dipersiapkan juga. Pakan itik umumnya yang dipakai adalah katul (dedak halus), nasi karak, konsentrat itik, jagung dan lain sebagainya.
•    Mencari informasi pasar untuk menampung hasil produksi berupa telur  dan itik afkir.
•    Air minum tawar harus selalu tersedia, mengingat sifat itik yang hanya mau minum atau mengkonsumsi air dalam kondisi tawar.
•    Membersihkan dan melakukan pemeriksaan area pengembalaan dari sampah dan bangkai binatang.
•    Dan yang menurut kami lebih penting adalah persetujuan dari masyarakat sekitar akan usaha yang akan kita bangun. Jangan biarkan satu orangpun tidak setuju dengan usaha kita karena dapat berakibat fatal dikemudian hari.

Proses Budidaya

Proses beternak itik secara basah dalam satu periode bisa dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu :

1. Tahap pemilihan bibit
Meliputi kegiatan menentukan asal bibit yang akan diternakkan. Pembelian bibit sebaiknya mempertimbangkan aspek harga, kualitas, jenis, dan jarak. Untuk pembibit yang professional, DOD biasanya sudah dijual terpisah antara jantan dan betina. Nah sekarang kita akan mengusahakan usaha apa. Ingin beternak dengan tujuan usaha menghasilkan daging atau telur? Untuk menghasilkan telur tentunya kita akan pilih DOD betina dan kalau untuk menghasilkan daging bisa menggunakan DOD jantan atau DOD hasil persilangan.

2. Tahap adaptasi tempat
Setelah memutuskan membeli bibit dari luar kota atau daerah lain maka pengetahuan tentang penanganan bibit setelah datang harus dikuasai. Manajemen penanganan ternak setelah ternak datang antara lain pemberian larutan gula kepada DOD, penyiapan kotak DOD beserta lampu penghangatnya dan sebagainya. Letak kandang DOD sebaiknya dekat dengan lokasi pantai dan dipelihara ± 3 minggu. Pakan yang diberikan berupa pakan pabrikan dengan cara pemberian kering (tanpa di campur air). Air minum (tawar) diberikan secara ad libitum (tak terbatas).

3. Tahap pembesaran
Selama kurang lebih tiga minggu di kandang DOD, saatnya itik mulai mulai dikenalkan dengan kondisi pantai dengan memberikan ruang gerak yang lebih. Itik-itik dilepas tatkala air laut surut tapi dengan waktu terbatas. Pakan sudah bisa diberikan dalam bentuk basah pada pagi dan sore hari. Air minum (tawar) diberikan secara ad libitum. Tahap ini berakhir sampai itik mulai menandakan akan bertelur sekitar umur 4-5 bulan (disebut bayah).

4. Tahap produksi
Kegiatan pada tahap ini hampir sama dengan tahap pembesaran. Hanya saja itik dilepas agak siang karena pada waktu pagi kemungkinan ada itik yang masih bertelur dan juga bertujuan untuk menciptakan suasana tenang karena pada waktu itu proses pembentukan telur untuk hari berikutnya sedang berlangsung. Ketika itik sudah meninggalkan kandang untuk dilepas ke pantai proses pemungutan atau pengambilan  telur bisa dilakukan.

5. Tahap pasca produksi
Secara alamiah, itik akan mengalami penurunan produksi setelah sekian lama berproduksi dan telah mencapai puncak produksi. Penurunan produksi telur itik ditandai dengan proses rontok bulu atau gugur bulu (ngurak, moulting). Untuk efisiensi usaha pada tahap ini perlu diadakan kegiatan seleksi dan pengafkiran. Untuk lebih detailnya bisa dibuka artikel kami yang berjuduk seleksi dan culling. Kegiatan evaluasi usaha juga perlu untuk dilakukan pada tahap ini karena dengan evaluasi usaha kita akan bisa menentukan langkah selanjutnya untuk keberlangsungan usaha tersebut.

6. Tahap peremajaan
Hasil evaluasi pada tahap pasca produksi dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memelihara ternak pengganti (replacement stock). Dengan adanya tahap peremajaan ini kontinyuitas produksi telur dapat terus dipertahankan dan kita tidak akan kehilangan pelanggan kita. Tapi kalau hasil evaluasi berkata sebaliknya maka usaha ini tidak perlu dijalankan dan tentu kegagalan tersebut akan menjadi pengalaman berharga bagi kita untuk masa yang akan datang.

Nah, sekarang sudah ada gambaran bagi kita semua akan peluang usaha yang mungkin jarang orang memikirkannya. Alangkah senangnya kalau waktu malam kita pergi melaut untuk mencari rezeki di laut dan sewaktu pagi ketika pulang ke rumah (darat) kita mendapati itik-itik kita telah bertelur. Dan sekarang tinggal pilih untuk menu sarapan pagi kita, menu ikan atau menu telur? Semoga bermanfaat *(SPt)

Anda dapat mengcopy sebagian atau seluruh isi artikel ini dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

Bagi anda yang merasa kesulitan untuk mendapatkan bibit itik (DOD) bisa memesan kepada kami via phone : (0341) 9127374 atau 081.555.640.540

One comment

  1. Salam kenal dari saya mohon dong alamat peternak itik tepi pantai dan mohon di beri no tlp nya juga, saya berminat untuk mempelajari tentang ternak itik pingir pantai. Terima kasih atas bantuannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *