Efisiensi Pejantan dengan Inseminasi Buatan (IB)

IB, inseminasi buatan pada unggas, kawin suntikwww.sentralternak.com, Selama ini ayam buras atau kampung berkembang biak secara alami dan hasil yang dicapai bisa dikatakan ‘alami’ juga. Campur tangan manusia sebagai pemilik ternak sangat sedikit bahkan bisa dikatakan tidak ada. Produktivitas ternak hasil perkawinan alami masih sangat rendah dan memberikan peluang inbreeding yang semakin tinggi padahal kalau diusahakan lebih intensif insyaallah masih bisa ditingkatkan. Di antara segi negatif dari inbreeding adalah terjadinya penurunan tingkat produksi baik tingkat pertumbuhannya yang lambat ataupun produksi telur yang menurun untuk generasi berikutnya. Untuk itu perlu kiranya dicari satu solusi untuk mengatasi hal tersebut.

Program INTAB (INTensifikasi Ayam Buras) sudah lama disuarakan dan disosialisasikan. Salah satu cara untuk menunjang program tersebut adalah melalui Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan (IB) adalah rekayasa teknik mengawinkan ternak secara buatan dengan menyuntikkan semen yang telah diencerkan ke dalam saluran reproduksi betina. Sebenarnya teknologi IB sudah dikenal sejak lama terutama untuk ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba, akan tetapi akhir-akhir ini IB pada unggas semakin populer karena untuk mengimbangi populasi. Tingginya tingkat permintaan produk ayam kampong dibandingkan dengan tingkat produktivitasnya memang bisa dikatakan tak sebanding. Teknologi IB termasuk teknologi sederhana, karena :

  1. Mudah diaplikasikan oleh peternak jika ada kemauan
  2. Peralatan yang dibutuhkan sederhana, murah dan mudah di dapat
  3. Tidak memerlukan laboratorium uji yang ruwet atau canggih
  4. Struktur reproduksi ayam yang memungkinkan pelaksanaan IB dengan mudah
  5. Penetasan telur bisa dilakukan dengan mesin penetas telur atau induk pengeram lainnya

Mungkin sebelumnya terlintas dalam benak kita semua “ngapain repot-repot ngawinkan ayam toh bisa kawin sendiri”. Wajar dan juga sangat beralasan karena tanpa repotpun kita sudah diuntungkan dari ayam yang kita punya. Akan tetapi tidak inginkah keuntungan yang selama ini kita rasakan semakin besar? Tidak inginkan memaksimalkan potensi ternak kita? Tidak inginkah kita menerapkan salah satu teknologi yang sudah diteliti oleh para ahli? Tidak inginkah kita punya satu keahlian saja di bidang perunggasan? Nah mungkin sekarang saatnya, walaupun hal ini sudah lama dikemukakan.

Tujuan yang ingin di capai :

  1. Menerapkan atau mengaplikasikan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi
  2. Meningkatkan kemampuan induk betina untuk berproduksi lebih banyak baik melalui seleksi induk
  3. Meningkatkan performa keturunan berikutnya
  4. Mengupayakan pengadaan DOC dalam jumlah banyak dalam waktu singkat
  5. Menghindari inbreeding (kawin sedarah)
  6. Meningkatkan populasi secara cepat dan tepat karena pejantan dapat mengawini betina sesuai yang diinginkan
  7. Meningkatkan angka perkawinan
  8. Efisiensi pejantan, satu pejantan bisa mampu mengawini 30-40 betina dalam satu waktu, pada perkawinan alami satu pejantan hanya mampu mengawini 6-8 betina itupun tidak dalam satu waktu.
  9. Mengetahui kualitas dari tetua, karena keturunan dari IB bisa diarahkan sehingga jelas kualitas dari tetuanya.

Kendala yang timbul

Diantara kendala yang sering muncul untuk mengaplikasikan teknologi sederhana ini adalah dibutuhkan sarana pendukung lainnya seperti kandang battery. Dengan adanya modal tambahan untuk kandang battery tersebut maka orang akan berpikir ulang untuk mencoba mengaplikasikan teknologi yang sederhana ini. Pembuatan kandang battery memang memerlukan dana yang tidak sedikit, akan tetapi anda juga dituntut adil untuk menilai reward yang akan diberikan nantinya.   Alasan klasik lainnya adalah meragukan tingkat keberhasilan IB, jangan sudah capek-capek tapi hasil tidak memuaskan.

Jadi tidak ada salahnya kalau mulai saat ini kita mencoba mengaplikasikan teknologi sederhana ini. Untuk pembaca yang tertarik untuk mengaplikasikan program ini nantikan artikel kami seri ke-2 yang berjudul “Pedoman Praktis IB pada Unggas”, insyaallah*(SPt)

Anda dapat mencopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

9 Comments

  1. saya tertarik dengan artikel anda.
    saya akan sangat berterima kasih, jika anda berkenan mengirimi saya artikel berikutnya.

  2. pak’ jika bisa tolong dikembangkan lagi pembahasan jenis ayam pedaging/broiler, baik cara meracik pakannya sendiri dari lokal, maupun cara pengembang biakan memakai tehnik IB

  3. program perkawinan , untuk mendapatkan turunan pertama(F1), yang mampu mewarisi sifat-sifat fenotipe dan genotipe induknya. Pengelompokan berdasarkan kriteria seleksi untuk proses perkawinan induk dan pejatan, merupakan suatu kunci penting pada tahap pengembangan.
    Saat ini banyak peternak melakukan perkawinan antara individu induk dan pejantan secara bebas tanpa terkontrol, akibatnya identifikasi potensi genetik pada turunan berikutnya(F1, F2, dst-nya), sangat sulit dilakukan dan sifat dominan yang diharapkan terekpresi, sangat sulit di identifikasi.

    Ayam pejantan mempunyai dua gen(ZZ), sedangkan betina satu gen(ZO).

    Sesuai dengan tujuan seleksi, jenis perkawinan dapat ditentukan dalam dua arah: proses alami dan memakai system IB. Untuk mempercepat proses seleksi, sebaiknya dilakukan melalui proses IB. Untuk itu dibutuhkan persiapan antara lain:

    – persiapan pejantan terseleksi, sebagai donatur.
    – persiapan betina terseleksi, sebagai penerima sperma(recipient)
    – gun (alat suntik)
    – tabung gelas reaksi, yang dasrnya runcing dan memiliki garis satuan ukur volume, hingga memudahkan kita untuk mengetahui jumlah volume sperma yang terkumpul.
    – menyiapkan bahan pengencer sperma: cairan infus manusia atau cairan lebah madu.
    – melakukan evaluasi kualitas sperma, tujuan untuk menentukan jumlah penambahan (infus/madu) dalam sperma. Sehingga jumlah sperma motif pregresif(smp) sesuai kebutuhannya dan terjamin fertilitasnya.
    sperma yang baik untuk IB, berkisar 0,3- 0,5ml/ekor betina dengan jumlah spm terkandung, antara 50-100 juta/0,3 ml.
    Frekuensi IB dapat dilakukan selang waktu 3 hari, agar telur yang dihasilkan selalu dalam kondisi fertil.

  4. trims atas artikelnya Mas. ngak sabar nih nunggu artikel ke 2, cuman msh binggung ngambil sperma jantan buat sistim IB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *