Tulisan berikut adalah kelanjutan dari tulisan yang serupa yang pernah kami tulis dengan judul https://sentralternak.com/modal-untuk-memulai-beternak/ Terinspirasi juga dari ceramah agama dari al ustad Ammi Nur Baits (salah satu pakar Muamalah Indonesia) mengenai modal usaha. Maka kami berusaha untuk memadukan isi ceramah tersebut dengan kondisi di lapangan terutama yang berkaitan dengan modal usaha beternak. Harapannya tak lain adalah diperolehnya modal usaha yang halal sehingga usaha yang akan atau sedang dijalankan menjadi berkah.
Anggapan banyak orang bahwa modal (uang) adalah inti dari roda usaha, bahwasanya usaha akan berjalan baik dengan dukungan modal yang besar, bahwasanya usaha akan bisa di kembangkan/ besarkan dengan modal usaha yang besar, dan bahwasanya dengan modal usaha juga akan mudah untuk melakukan manuver-manuver bisnis. Benarkah demikian?, sehingga banyak di antara kita yang sampai mengesampingkan cara mendapatkan modal seperti pinjam ke bank-bank ribawi, pinjaman online, koperasi dan lembaga permodalan ribawi lainnya. Sedikit tulisan berikut semoga bisa menyadarkan kita akan arti modal itu sendiri dan kiat untuk mendapatkan modal.
Kami akan ketengahkan sedikit bagaimana cara Nabi kita Muhammad, teladan Terbaik sepanjang masa, yang mempunyai strategi untuk permodalan para sahabatnya terutama para sahabat Muhajirin (sahabat Nabi yang ikut berhijroh ke Madinah). Mereka adalah orang-orang yang sudah tidak mempunyai apa-apa, karena harta benda mereka ditinggal di Makkah. Setelah tiba di Madinah tentu mereka tidak mempunyai modal untuk memulai usaha. Jangankan untuk memulai usaha, untuk modal bertahan hidup saja masih banyak yang kekurangan sampai kita mengenal ada sebutan ahlu suffah (penghuni teras masjid). Langkah pertama Nabi waktu itu adalah pempertemukan dan mempersaudarakan sahabat Anshor (penduduk asli Madinah) dengan sahabat Muhajirin dengan melihat latar belakang.
Mengapa Nabi juga melihat atau mempertimbangkan latar belakang? Salah satunya adalah agar nantinya komunikasi nya nyambung. Ini penting kita ambil pelajaran yaitu ketika berbisnis misal sektor unggas lebih khusus perayaman, maka kita cari sebanyak-banyaknya relasi bisnis yang bergerak di bidang yang sama untuk mendukung dan membantu mengembangkan usaha kita. Karena jika kita bergerak di bidang usaha perayaman, kemudian relasi kita banyak yang bergerak di bidang lain maka tidak atau kurang memberi manfaat pada usaha kita. Dalam lanjutan kisah tersebut, ada persahabatan yang sangat istimewa yaitu antara sahabat Anshor yang bernama Sa’ad bin Robi’ yang di persaudarakan dengan sahabat Muhajirin yang bernama Abdurrahman bin Auf. Singkat cerita Sa’ad ini menawarkan harta kekayaan nya kepada Abdurrahman, bahkan tidak hanya menawari hartanya saja bahkan menawarkan istrinya untuk dinikahi setelah dia ceraikan. Tapi Abdurrahman bin Auf lebih memilih untuk ditunjukkan pasar. Maka ditunjukkanlan pasar yang tepat, dan dari tempat itulah Abdurrahman memulai usahanya dan akhirnya menjadi saudagar kaya.
Kita Punya Potensi
Banyak dari kita yang mempunyai dana atau modal menganggur. Ini adalah suatu kesalahan karena modal atau harta tersebut tidak membawa manfaat. Jadi jangan sampai modal tersebut menganggur karena sejatinya modal yang menganggur itu akan berkurang nilainya. Coba putar dan putar, dengan begitu roda perekonomian ummat akan bergerak. Jika modal yang anda punya hanya di simpan baik di bank atau bentuk lain, itu hanya sekedar ‘mengamankan’ modal anda untuk jangka waktu ke depan. Modal yang tersimpan tidak akan memberikan manfaat sedikitpun baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Sehingga tidak ada pilihan lain kecuali mencari cara bagaimana mengembangkan modal tersebut dengan aman, halal, berkah dan memberi manfaat bagi orang lain. Pernah suatu saat kami mendengar pada suatu komunitas pemodal yang ingin berinvestasi lebih banyak daripada yang mengajukan permohonan modal usaha.
Tunjukkan Keahlian
Jika di lihat dari penggalan kisah di atas, maka modal utama untuk memulai usaha adalah keahlian apa yang kita punya, bukan ada tidaknya modal atau bahkan besar kecilnya modal. Modal tersebut adalah apa keahlian kita, produk apa yang bisa kita jual, skill apa yang bisa kita tampakkan pada orang lain. Dari itu semua maka orang lain lah yang akan mencari kita untuk menjadi wasilah membantu kita baik dalam bentuk pemberian modal langsung atau menjadi jalan datangnya modal. Kita lihat gerai-gerai, outlet, marketplace dan lainnya, mereka sejatinya hanya mempunyai keahlian di bidang ‘tempat’ pemasaran. Untuk modal barang dagangan mereka di pasok dari berbagai produsen dan tanpa modal sama sekali. Bahkan mereka diuntungkan dari lalu lintas usaha perdagangannya. Bagaimana tidak, pembeli sudah membayar cash untuk barang yang di beli, tapi pembayaran barang tersebut akan diberikan ketika barang sudah di terima oleh konsumen/pembeli. Itu merupakan salah satu contoh bagaimana keahlian adalah modal utama dalam memulai usaha.
Bergabung Komunitas
Dunia ini terasa sempit karena terbentuknya komunitas-komunitas. Tapi ada sisi baiknya juga dengan terbentuknya komunitas diantara nya adalah obrolan atau pembicaraan akan terfokus pada tujuan komunitas tersebut terbentuk. Misalnya contoh komunitas peternak ayam joper atau mungkin ada istilah lain yang lebih tepat yaitu kelompok tani atau paguyuban peternak joper di suatu wilayah. Maka topik pembicaraan atau diskusi yang dilakukan adalah seputar ternak ayam joper mulai dari masalah manajemen produksi, diskusi penyakit, pemasaran hasil, permodalan, perkembangan usaha, diversifikasi usaha dan sebagainya. Dengan bergabung pada suatu komunitas akan terjaga motivasi kita yang kadang mulai luntur kalau kita sendirian memikirkannya. Dalam satu komunitas biasanya tidak beranggotakan peternak saja, tapi ada anggota-anggota yang sengaja bergabung untuk mengamati perkembangan dunia ternak ayam joper. Kalau di rasa prospek ke depan menguntungkan maka dia akan terjun di dalamnya baik sebagai pemberi ‘bantuan’ modal dalam bentuk kemitraan, atau terjun sendiri sebagai peternak mandiri.
Pendekatan Personal
Yang dimaksud pendekatan personal adalah pendekatan individu yang mempunyai modal dan memang berminat untuk investasi di sektor perayaman. Darimana kita tahu kalau yang bersangkutan berminat? Biasanya ditandai dengan pembicaraan mengarah ke mana, literatur apa yang saat ini dibacanya, tontonan apa yang sering dilihatnya, dan dengan siapa dia banyak bergaul. Salah satu target calon relasi yang bisa kita dekati adalah orang-orang yang mendekati masa purna tugas (pensiun). Setelah berhasil mendekati pemilik modal, kemudian bangun kepercayaan, dan action. Tunjukkan bahwa anda sedang membangun atau menjalankan bisnis, bisnis tersebut sudah dipercaya orang, terbukti untung, maka calon pemodal akan tertarik dan datang untuk memberi modal. Sama dengan bank, pihak bank akan bergerilya untuk mencari usaha-usaha produktif yang sedang berjalan untuk memberi bantuan pinjaman modal. Teringat oleh kami ada beberapa bank yang menawarkan pinjaman nya tanpa banyak tanya, tapi hanya berpedoman lalulintas transaksi pada rekening kami.
Cara Menarik Pemodal / Investor
Keahlian atau kemampuan kita dalam menyusun laporan data usaha dengan jujur dan sesuai realita, progres-progres usaha ke depan, dan target-target yang ingin dicapai adalah salah satu kunci untuk mendapatkan modal dari para pemodal atau investor. Bagaimana seorang calon pemodal akan percaya pada kita kalau kita tidak mempunyai data usaha, progress-progres, atau target-target capaian ke depan. Buatlah data-data tersebut dengan jujur, benar, dan rasional. Jangan membuat data-data fiktif atau semisalnya, karena ini adalah awal kehancuran bagi diri sendiri dan calon pemodal. Dan perlu diingat juga bagaimana sebuah usaha kerjasama akan mendapat keberkahan kalau awal usaha saja terbangun di atas dasar sebuah kebohongan. Maka wajib hukumnya untuk menghindari pemalsuan data-data sekedar untuk mendapatkan modal usaha. Masih banyak pemodal yang mengesampingkan hasil akhir usaha (untung atau rugi). Para pemodal itu malah lebih senang karena bisa bertemu dengan orang-orang yang jujur lagi bertanggungjawab apalagi yang berprilaku tersebut dari kalangan muda.
Sedikit tulisan ini mudah-mudahan bisa membuka wawasan, mengevaluasi dan mengoreksi persepsi kita tentang modal usaha. Masih banyak jalan untuk mendapatkan modal, jadi tak perlu untuk datang ke lembaga-lembaga permodalan ribawi untuk pengajuan serta mendapatkan modal. Ketuk pintu langit kemudian berikhtiar dengan mengetuk hati para pemilik modal. Perlu kita ingat bahwa keberkahan itu diantara cirinya kalau dapat untung menerimanya tenang, menyimpan (keuntungan)pun hati tidak gundah, dan ketika membelajankannya hati bahagia.
Tulisan ini kami sadari masih jauh dari sempurna, oleh karenanya jika ada koreksi atau sanggahan mohon disampaikan ke no +6285102127374 untuk perbaikan ke depan. Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan forward tulisan ini ke linimasa anda atau sahabat terkasih anda dengan menyebutkan sumbernya www.sentralternak.com