Manajemen Penetasan Berganda

www.sentralternak.com, Sebelumnya perkenankanlah kami untuk memohon maaf kepada pembaca sekalian, karena baru kali ini bisa menurunkan artikel yang sudah lama dinanti. Itu semua tak lain dikarenakan kesibukan kami secara pribadi dalam melayani konsumen. Alhamdulillah dan biidznillah sentralternak semakin dikenal dan dipercaya oleh masyarakat, ini terbukti semakin meningkatnya jumlah kunjungan dan transaksi yang terjadi. Oleh karenanya sebagai timbal balik kami berusaha mencoba memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Mudah-mudahan niat baik kami mendapat balasan pahala baik di dunia maupun di hari kemudian. aamiin

Dalam artikel berikut kami akan mengangkat tema “Manajemen Penetasan Berganda”. Perlu kiranya kita terlebih dahulu untuk menyamakan persepsi apa maksud dari judul tersebut. Secara ringkas maksud dari judul tersebut adalah kita akan mengoperasikan mesin penetas telur dalam satu satuan waktu akan tetapi terdiri dari beberapa periode penetasan. Contoh mudah, apabila kita mempunyai satu mesin penetas telur berkapasitas  100 butir, saat sekarang kita hanya mempunyai 50 butir telur, dan baru selang 1 minggu kemudian mempunyai 50 butir.  Nah, bagaimana caranya agar kita bisa menetaskan telur tersebut yang notabene berbeda umur, sedangkan mesin penetas telur yang kita punya hanya satu unit?

Mesin penetas telur bisa difungsikan sebagai setter (pengeraman) saja atau hatcher (penetasan) saja atau bisa kedua-duanya dalam waktu yang bersamaan. Periode setter berlangsung mulai hari pertama telur masuk ke dalam mesin penetas telur sampai 3 hari menjelang telur menetas, sedang periode hatcher berlangsung hanya 3 hari yaitu setelah periode setter berlalu (atau tiga hari sebelum menetas). Tulisan ini lebih mengacu pada pengoperasian mesin penetas telur yang kami jual yaitu menggunakan system rak putar (pembalikan telur dengan handle/tuas). Bagi anda yang manggunakan mesin tetas manual tentu lebih mudah dalam menerapkan hal ini.

Kita ambil contoh seperti kejadian di atas bahwa kita memiliki jumlah telur hanya 50 butir sedangkan mesin penetas telur yang kita beli berkapasitas 100 butir. Sungguh rugi kalau dari awal sampai akhir proses penetasan mesin tersebut hanya kita isi 50 butir telur. Maka, cara yang bisa di tempuh adalah sebagai berikut : Masukkan telur (jumlah) yang ada dulu (misal 50 butir) dan ini kita sebut periode I, tiga hari pertama telur tidak perlu di balik/diputar, setelah lewat tiga hari telur baru dibalik/diputar minimal 3x sehari. Apabila anda mempunyai telur lagi sebanyak 50 butir di hari ke-7 maka boleh dimasukkan, ini kita sebut periode II. Maka selama 3 hari kedepan (hari ke-8,9,10) telur pada periode II tidak boleh dibalik sedang telur periode I perlu dibalik akan tetapi pembalikannya dilakukan secara manual. Cara pembalikan manual : telur hanya dimiringkan ke kanan-kiri, kalau bisa dengan sudut kemiringan 45°, jangan membalik posisi telur misal bagian atas (tumpul) menjadi bagian bawah (lancip). Sehingga pada hari ke-11 telur yang terdiri dari 2 periode tersebut diperlakukan sama yaitu dibalik/diputar secara bersamaan minimal 3x sehari.

Bagaimana dengan manajemen akhir nanti yaitu ketika proses menetas, karena umur telur berbeda 7 Hari? Maka sudah barang tentu waktu menetasnya juga berbeda sekitar 7 harian. Menjelang 3 hari sebelum menetas, telur periode I di pisahkan dari telur periode II (lebih baik kalau sudah dipisahkan sejak awal). Telur -telur pada periode I tidak dibalik sedang telur- telur pada periode II dibalik secara manual seperti di atas. Ada sedikit tambahan perlakuan ketika periode ini, kalau bisa beri sekat antara telur periode I dan periode II. Tinggi sekat diperkirakan sekiranya anak ayam/itik/puyuh tidak bisa lewat sehingga telur yang belum waktunya menetas (periode II) tidak terganggu.

Setelah telur pada periode I sudah menetas, segera bersihkan rak telur. Minimalkan gangguan pada telur periode II yang akan segera menetas juga. Air dalam bak ganti juga dengan yang baru. Memang terlihat agak sedikit repot, tapi setidaknya kita sudah mempunya ilmu baru dan pengalaman baru tentunya. Dengan manajemen yang baik kita akan bisa menghasilkan DOC/DOD/DOQ secara berkala tanpa menunggu waktu 1 periode penetasan penuh (21/28/17 hari), kita bahkan bisa menghasilkan tetasan per 7 hari, per 5 hari atau per 3 hari dengan hanya satu mesin penetas telur saja. Akan tetapi tentu lebih baik lagi kalau kita mempunyai lebih dari 1 mesin lagi untuk hasil yang maksimal. Selamat mencoba dan semoga berhasil*(SPt).

Anda dapat mencopy isi artikel berikut sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com. Tidak HALAL seorang muslim mengambil hak saudaranya tanpa seizin nya.

3 Comments

  1. yang terhomat sentral ternak , saya tertarik dgn artikel ini . klu boleh tau mesin penetasan isi 100 butir berapa biayanya klu kirim ke medan (sumut) dan mesin ini manual atau otomatis .

  2. Aduh aku baru tahu kalau telur ada tahapan dan priodenya segala, karena aku menetaskan dengan mesin penetas hanya dengah BISMILLAH, mesin aku isi tiap hari aku balik pagi sore dan alhamdulillah ada menetas juga tiap hari, sesuai umur telur yang dimasukkan. Air diganti kalau sudah kotor selebihnya berjalan normal. Terima kasih nanti saya coba dengan lebih memperhatikan priode-priodenya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *